Buscar

banyak dollar di sini

1. Masukilah Islam secara kaffah






Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
(Q.S Al-Baqarah : 208)

Ayat ini pertama di turunkan di Madinah, ditunjukan pada mereka yang baru masuk Islam, termasuk orang-orang yahudi. Tetapi sebagian mereka menerima Islam hanya untuk memperoleh lindungan dari kaum muslim. Mereka amalkan sebagai sebagai kewajiban Islam, dan sebagai yang lain tidak mereka laksanakan. Oleh karena itulah turunnya ayat tersebut di atas.
Dari kandungan ayat, jelas bahwa khitabnya khusus untuk orang-orang yang telah beriman. Mereka di suruh oleh Allah untuk menerima Islam secara menyeluruh, tidak sebagai yang di terima dan diamalkan, sedangkan sebagian yang lain tidak diterima dan tidak diamalkan. Oleh karena itulah Allah S.W.T. pun ada menyatakan :






“Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain?”
(Q.S Al-Baqarah : 85)

Sebagai kaum muslim, baik itu yang baru islam,maupaun mereka yang sudah islam sejak dilahirkan, masih memilih amalan amalan yang cocok dengan (hawa nafsu) mereka, sedangkan sebagai perintah (atau larangan ) Allah S.W.T. tidak mereka hiraukan. Kita ambil contoh : sebagai kaum muslim kita, mau mendirikan solat, menunaikan zakat, melakukan sohum (puasa) Ramadhan bahkan pergih haji ke baitullah, namun perintah menutup aurat, tidak mereka lakukan dengan baik, karena pengaruh lingkungan yang belum bapat mereka tinggalkan. Karena itu pulalah Allah S.W.T. peringatkan :





Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.

(Q.S Fathir : 5)


Sifat-sipat ini bias terjadi, karena, tidak semua muslim dan muslimah menerima islam secara menyeluruh. Jadi menerima islam harus seperti orang yang minum obat, enak atau tidak enak, manis atau pun pahit, mesti dia minum kalau mau sembuh. Suka atau tidak suka mesti diterima ! perintan laksanakan, walaupun bertentanga dengan bisikan hati atau keinginan nafsu. Dan larangan_NYA jauhi, walaupun sangat kita senangi dan cocok dengan keinginan hawa nafsu. Hal inilah yang di ungkapkan Allah S.W.T. dalam firman-Nya :





"Kami dengar dan kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."
(Q.S Al-Baqarah ; 285)

Oleh karena itu di perluka ‘jihad’, dan jihad tidak berarti perang di medan juang saja, tetapi melawan hawa nafsu pun itu termasuk jihad yang besar pula dalam sejaran kehidupan manusia.

0 komentar: