Buscar

banyak dollar di sini

2. jangan terpengaruh oleh ahli kitab

Firman Allah S.W.T.






Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.
(Q.S. Ali Imran : 100)

Para ahli-tafsire sepakat, bahwa:. Ahli-kitab yang di maksud Allah S.W.T pada firmanNya didalam Al-quran, ialah : orang-orang yang menerima kitab Taurat, Zabur dan Injil. Yaitu, mereka yang menganut agama Yahudi dan Nashrani.
Pada ayat diatas, Allah S.W.T peringatan kepada orang-orang beriman, agar mereka selalu waspada dan menjaga nilai-nilai agamanya bergaul dengan orang-orang yang berasal dari Ahli-kitab tersebut. Karena niat mereka, tidak hanya bergaul, tetapi juga berusaha untuk mengajak kaum muslim untuk mengikuti cara beragama mereka. Lihat firman Allah S.W.T di dalam kitab suci Al-Quran:





Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
(Q.S. Al-Baqarah : 120)


Kebencian mereka terhadap orang-orang muslim terlihat betul, umpanyanya apa yang terjadi di Bosnia saat ini, di mana kaum muslim di bantai, bahkan dibiarkan untuk dimusnahkan disana. Kalau anjing laut, ikan paus ada organisasi yang berusaha melindunginya, sedangkan kaum muslim di Bosnia. Sampai saat ini belom ada organisasi yang melindunginya. Inilah bukti firman Allah S.W.T. dalam surah Al-Baqarah 120 diatas. Hal ini kelihatan betul, dinegri-negri yang banyak kaum muslinin nya, mereka lebih lunak, caranya cukup dengan pendangkalan iman (aqidah) kaum muslim. Upayanya kaum muslim di ajak mengadakan upacara keagamaan mereka, seperti natal bersama, dan karena alasan perasaan kemanusiaan, sering kaum muslim terjerumus dalam dosa ini. Bagi mereka mereka merayakan natal, sama dengan merayakan hari kelahiran Tuhan mereka, sedang bagi kaum muslim mereka tidak boleh mempercayai atau mengucapkan ‘selamat natal’: karena Allah S.W.T telah menyatakan, bahwa Dia tidak pernah dilahirkan dan juga melahirkan, Dia bukan seorang bapak, apa lagi hanya seorang anak!. Lihat firmaNya :






1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
(Q.S. Al-Ikhlash : 1-4)


Menurut ajaran islam, memuliaka tetanggan dan masyarakat termasuk tanda iman, sebagian sabdah Rasulullah S.A.W
Yang artinya:”barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhirat, hendaklah dia memiliakan tetangganya!”
Menurut hadis diatas memuliakan tetangga, menjaga perasaan mereka adalah wajib, tetapi menurut ajaran islam, memuliakan Allah S.W.T lebih wajib dan mutlak. Maka kita boleh memuliakan tetangga atau masyarakat dilingkungan kita, tetapi kita jangan membuat murka Allah S.W.T. seperti mengucapkan selamat natal kepada tetangga kita yang kebetulan ber agama nashrani, tentu dia senang karena kita ikut berpartisipasi, tetapi dengan ucapan itu, kita telah merendahkan derajat Allah S.W.T. yang menyebutkannya seolah olah dia dilahirkan sebagai jesus pada tanggal 25 desember. Karena bagi umat Kristen , jesus adalah Tuhan (the son of god), sedangkan bagi kita isa adalah seorang di antara nabi-nabi Allah yang pernah di utus (the propet of Allah). Makannya majelis ulama Indonesia menfatwakan : bahwa menghadiri atau mengucapkan ‘selamat natal’ bagi orang islam adalah HARAM !.

Dan inilah salah satu yang di maksud Allah S.W.T. dengan firmannya “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.”pada kandungan ayat 100 surat Ali imron di atas. Maka, bagi kaum muslimin ban muslimat yang betul-betul beriman kepada Allah S.W.T. mereka berkewajiban untuk tetap memelihara norma –norma keagamaan mereka didalam hidup, baik hidup secara pribadi maupun hidup bermasyarakat, apalagi mereka yang hidup ditengan-tengah masyarakat yang majemuk (beraneka ragam penganut agamanya). Di dalam masalah bernegara kita wajib bersama bahu membahu, tetapi dalam social agama, kita berpegangan kepada firman Allah S.W.T :




Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."
(Q.S. Al-kafirun : 6)


Inilah perintah Allah S.W.T. untuk kaum mukminin dan mukminat, jangan terperosot dalam kemurkaan Allah S.W.T. apalagi bila kaum muslimin dan muslimat terlibat terlibat perkawinan silang dengan mereka. Sedangkan Allah S.W.T. sendiri menyatakan bahwa seorang budak (hamba-sahaya) sekalipun lebih baik di jadikan istri atau suami, asal memiliki kepercayaan dan aqidah yang sama. Lihat firman Allah di dalam Al-Quran:





Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.
(Q.S. Al-Baqarah : 221)


Walaupun ada ulama yang berpendapat bahwa seorang mukmin boleh menikahi ahlikitab (seperti firman Allah dalam surat Al-maidah ayat 5)



Pada hari Ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (dan dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga kehormatan[402] diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu Telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. barangsiapa yang kafir sesudah beriman (Tidak menerima hukum-hukum Islam) Maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang merugi.

[402] ada yang mengatakan wanita-wanita yang merdeka
(Q.S. Al-maidah ayat : 5)


Namun orang ahli-kitab sudanh termasuk orang yang musrik, yaitu mempercayai bahwa Tuhan terdiri dari tiga oknum (trinitas) maka berlaku lah ayat 221 dari surat Al-Baqarah tersebut diatas. Bagi orang-orang yang beriman, bahwa mereka tidak boleh nikah maupun dinikahi oleh orang-orang beda agama dengan islam.
Bahaya seorang muslim dengan wanita yang non muslim, tidak hanya menimpa pada dirinya sendiri, bahkan sangat berpengaruh dalam pendidikan ‘aqidah putra-putrinya. Apalagi orang mukminat dinikahi oleh laki-laki yang non muslim dia akan mengalami tekanan batin di sepanjang hidupnya, kecuali bila dia meninggalkan dan menanggalkan iman dan keyakinannya, yang akhirnya diapun tidak beda dengan orang yang non muslim tersebut. Inilah yang dikhawatirkan oleh Allah S.W.T pada firmanNya di atas, yaitu surat Al-Baqarah : 208.





Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

0 komentar: