Buscar

banyak dollar di sini

3. RANGKAIAN TERTUTUP


Rangkaian tertutup adalah rangkaian yang tidak memiliki ujung pangkal.





Contoh Rangkaian Tertutup
          Arus listrik hanya dapat mengalir dalam rangkaian tertutup dari potensial  tinggi ke potensial rendah atau dari kutub (+) ke kutup (-).
          Menurut perjanjian, arus listrik pada penghantar searah dengan gerak muatan (+) dan berlawanan dengan gerak muatan (-).

Kebahagiaan itu pilihan, bukan anugerah


Seorang pemuda hendak berangkat kerja di pagi hari. Dia lalu memanggil taksi, dan naik.
"Selamat pagi, Pak," dia menyapa sang sopir taksi terlebih dulu. "Pagi yang cerah bukan?" Sang sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya. Dengan senang hati, dia pun melajukan taksinya.
Sesampainya di tempat tujuan, pemuda itu membayar dengan selembar Rp 50 ribu untuk argo yang hampir Rp 45 ribu.
"Kembaliannya buat Bapak saja. Selamat bekerja, Pak!" kata pemuda sambil tersenyum.
"Wah, terima kasih, Mas," jawab sopir taxi dengan penuh syukur.
Dalam hati sopir itu membatin, "Wah.. aku bisa sarapan dulu, nih."
Dia pun menuju ke sebuah warung.
Sesampai di warung, penjual menyambutnya dengan ramah. "Biasa! Pak?" tanya si mbok warung.
"Iya biasa. Nasi sayur. Tapi pagi ini tambahkan sepotong ayam," jawab sopir dengan tersenyum.
Ketika membayar nasi, di tambahkannya seribu rupiah. "Buat jajan anaknya si mbok," begitu katanya.
Dengan tambahan uang jajan seribu, pagi itu anak si mbok berangkat ke sekolah dengan senyum lebih lebar.
Ia bisa membeli dua buah roti pagi itu dan diberikannya pada temannya yang tidak punya bekal.
Begitulah. Cerita bisa berlanjut. Bergulir seperti bola salju.
Pak sopir bisa lebih bahagia hari itu. Begitu juga keluarga si mbok. Teman-teman si anak. Keluarga mereka. Semua tertular kebahagiaan.
Kebahagiaan, seperti juga kesusahan, bisa menular kepada siapa saja di sekitar kita.
Kebahagiaan adalah sebuah pilihan, bukan anugerah. Kita yang menentukan bagaimana kita menghadapi keseharian kita.
Siapkah kita menularkan kebahagiaan hari ini?


Chocolatos

2. Arus Listrik

Perhatikan Ilustrasi di bawah ini:





Arus listrik analog (mirip) dg aliran air. Pompa air menghasilkan suatu tekanan yang memaksa air mengalir melalui rangkaian pipa (gb. a).
Pada arus listrik, baterai menghasilkan tekanan listrik (disebut gaya gerak listrik (ggl) yang memaksa muatan listrik bergerak (arus listrik) mengitari suatu rangkaian listrik (gb. b). Air yang bergerak (mengalir) mampu melakukan usaha untuk memutar poros turbin. Demikian pula arus listrik yang mengalir melalui kumparan, motor listrik mampu melakukan usaha untuk memutar poros motor.

Perhatikan Rangkaian di bawah ini

Pengertian:
  1. Arus listrik adalah aliran partikel-partikel bermuatan positif
  2. Arah arus listrik berlawanan arah dengan arah arus elektron
3.       Arus listrik mengalir dari titik berpotensial tinggi ke titik    berpotensial rendah
Arus listrik adalah aliran partikel-partikel bermuatan listrik. Sebelum elektron ditemukan, arus listrik ditetapkan sebagai partikel bermuatan positif yang bergerak dari kutup positif ke kutub negatif baterai. Arah arus ini disebut arus listrik konvensional.
Sesungguhnya muatan listrik yang bergerak melalui konduktor adalah elektron, dimana alirannya berlawanan arah dengan aliran partikel bermuatan positif. Seharusnya arus listrik didefinisikan berdasarkan aliran muatan negatif atau arus elektron.
Oleh karena muatan negatif yang mengalir dlm satu arah ekuivalen dengan muatan positif yang mengalir dalam arah berlawanan, maka arus listrik tetap di definisikan berdasarkan aliran muatan positif (arus konvnsional)
  • Besaran yang menyatakan kuantitas arus listrik disebut Kuat Arus Listrik
  • Pengertian Kuat Arus Listrik:



Arus listrik adalah aliran muatan-muatan positif. Makin Banyak muatan positif yang mengalir melalui suatu penampang kawat dalam selang waktu ∆ t, makin besar arus listriknya.
                Jika muatan Q mengalir pada suatu penampang konduktor dalam selang waktu t  maka besar kuat arus listrik yang mengalir dalam konduktor tersebut adalah:

Ket:         I  = Kuat arus listrik (Ampere)
Q = Jumlah muatan yang mengalir (Coulomb)
 t  = waktu yang diperlukan (detik)
Contoh:
1) Pada suatu penghantar  mengalir muatan listrik sebesar 180 coulomb. Jika kuat arus adalah 2 ampere, berarti muatan tersebut mengalir selama....
Jawab:
Diket : Q = 180 C
             I  = 2 A
Ditanya   =  t…?
Penyelesaian:
t  = Q / I
   = 180 / 2
   = 90 sekon
2) Dalam seutas kawat mengalir arus 32 A. Berapa banyak elektron yang mengalir melalui kawat tersebut selama 2,0 sekon?
Diket  : I = 32 A
             t = 2,0 s
Ditanya: n…..?
Jawab :
          I = Q / t  ≈ Q = I x t = 32 x 2,0 = 64 C
Sebuah elektron memiliki muatan Qe = 1,6 x 10 -19 C, shg banyak elektron yang mengalir (n) adalah:

1. Alat Ukur Listrik


a.  Amperemeter
                    Alat untuk mengukur besarnya kuat arus listrik dalam                 suatu rangkaian. Amperemeter dipasang secara seri                 pada komponen yang diukur.

Untuk mengukur arus yang besar maka arus harus disimpangkan melalui hambatan yang diparalel dengan Galvanometer



b.      Voltmeter

Alat untuk mengukur beda potensial antara dua titik dalam suatu rangkaian. Voltmeter dipasang secara pararel dengan komponen yang diukur.

Untuk mengukur beda potensial yang besar caranya dengan menambahkan hambatan yang dipasang seri dengan galvanometer. Hambatan ini dinamakan hambatan depan (RS). Nilainya lebih besar daripada hambatan galvanometer (RG), sehingga beda potensial hambatan depan (VS) lebih besar dari pada beda potensial galvanometer (VG)


b.      Multimeter (Ohmmeter)

Alat untuk mengukur besarnya hambatan antara dua titik dalam suatu rangkaian. Komponen yang diperlukan pada ohmmeter adalah baterai, resistor dan galvanometer disusun secara seri dan besar  tegangan pada baterai telah diketahui, sedangkan hambatan yang diukur menutup rangkaian tersebut